LOMBA
MENULIS
TEMA
: KENANGAN MASA KECIL
JUDUL
: KECERIAANMU MEMBAWA KEPOSITIFAN UNTUK KU
Sinopsis
:
Fitri
sebutan untuk seorang gadis kecil yang periang ia
mempunyai keluarga kecil yang
menyayanginya. Fitri amatlah ceria dan periang ia tak pernah malu mempunyai
keluarga kecil asalkan buat fitri adalah kebahagiaan serta kebersaaman dengan
sang keluarga yaitu ayah , ibu , Fitiri anak yang sangat pandai dari kecil
hingga besar tak pernah menyusahkan kedua orang tuanya ketika ia bertemu dengan
ARIF ? teman SD yang kemudian hilang selama 10 tahun lalu mereka dipertemukan
di suatu daerah yang cukup ternama yaitu SEMARANG.
Pagi
ini begitu cerah matahari menyambut pagiku begitu hangat dan juga kicauan
burung seraya bernyanyi kepadaku. Ku coba gantungkan Hordeng yang menutupi
jendela kamarku, ya jendela kamar yang terbuat dari kayu bekas dan seng yang
ayah buat kan untukku juga hordeng dari kain bekas yang ku gantungkan. kutarik
nafasku dalam – dalam dan kubuang kembali “ahh
betapa segarnya pagi ini” jawabku dalam hati. Saat ini aku berusia 10
tahun. Aku duduk dibangku kelas 5 SD, aku hidup di keluarga yang sangat
sederhana ayahku hanyalah seorang buruh yang mempunyai gaji tidak menetap terkadang
seminggu sekali ayah mendapatkan uang sebesar 100.000 dan bisa dibayangkan
seharinya itu tidak lah lebih dari 15 ribu perhari. Namun aku dan ibu tetaplah
bersyukur meski ayah mendapatkan gaji yang tidaklah terlalu besar. Ibuku
dialaah yang membuatku bertahan dan mempunyai cita –cita tinggi berkatnya aku
bisa sekolah di SD ini. Memang sekarang biaya untuk sekolah dasar geratis namun
tidak untuk smp dan smk jika aku kelak mendapatkan sekolah swsta. Aku akan giat
belajar membahagian ibu dan juga ayah aku akan mencoba meringankan beban mereka
semua. Semampu yang aku bisa
Kini
waktunya aku untuk siap – siap berangkat kesekolah dan segera berpamitan kepada
ibu.. sang ayah memang sedang tidak ada dirumah .. ayah memang jarang pulang
bukan karena ayah nakal tapi karena lokasi kerjanya dengan rumah terlampau jauh
ayah memilih menetap disana terkadang seminggu sekali ayah pulang untuk
mengirimkan uang
“bu … aku berangkat kesekolah dulu”
“yaudah .. hati – hati di jalan ya
jangan lupa berdoa seblum belajar dan perhatikan guru jika sedang menerangkan” jawab
ibu seraya measehatiku dan mendoakanku
“iya bu.. Assalammualaikum”
kucium tangannya dan berlalu pergi
“wa’alaikumsalam
warahmatullah” ibu masih memperhatikan langkah putrinya hingga dia lihat tak
ada lagi bayang sang puti yang hilang saat melewati tikungan gang. Sang ibu
kembali masuk kerumah dan mempersiapkan diri untuk bekerja bukan hanya
mempersiapkan diri namun juga sang ibu harus mempersiapakan tubuh yang kuat
karena ia hanyalah seorang buruh cuci keliling rumah tetangganya.
Sang
ibu menawarkan diri ke setiap rumah siapa tahu ada yang berminat dicucikan baju
olehnya pekerjaan ini baru saja dilakukan oleh sang ibu karena mengetahui biaya
yang tak tercukupi dan semakin hari semakin tidak mencukupi. Sang ibu memburuh
tanpa diketahui oleh suami dan juga anak – anaknya.
“Asalammualaikum bu….”
“wa’alaikum salam .. loh bu fitri ada apa?” jawab pemilik rumah
dengan ramah
“apa ada pakaian kotor yang bisa
saya cucikan? Jika ada saya bisa mencucikannya bu winda.. “
Melihat
bu fitri bu winda pun iba.. dan memang rezeki tak kemana bu winda menyerahkan
beberapa pakaian kotor miliknya
“ini bu fitri .. tidak terlalu
banayak kok maaf ya bu jadi merepotkan ..” jawab bu winda
tidak enak
“tidak apa bu justru saya berterimakasih
dengan ini saya bisa mendaptkan uang ya walaupun tidak besar namun saya
bersyukur, kalau begitu saya pamit ya bu saya ingin berkeliling kerumah –
rumah” jawaban bu fitri begitu mengetuk hati bu winda ia
mampu bersyukur dengan penghasilan yang ia dapatkan walau hanya sedikit demi
mencukupi kesehariannya dan demi sang putri tunggalnya. Semua demi putri
tunggalnya hanya ia harapan sang ibu disetiap langakah dan disetiap kata sang
ibu selalu saja berdoa didalam hati “kelak
kau akan membahagiakan ku nak .. karna ibu yakin kamu bisa.. maafkan ibu tak
bisa meberimu kebahagian yang seperti kamu inginkan” hati ibu menangis
disaat ibu memikirkan sang putri tunggalnya. Ia merasa tidak mampu dan ia
merasa mengecewakan sang anak karena fitri tak seperti anak – anak lain yang
memiliki segalannya beruntung sang ibu memiliki fitri yang tak pernah merengek
minta di belikan sesuatu karena fitri tahu keadaan ekonomi keluarganya.
DISEKOLAH
Aku
mulai memasuki ruangan kelasku , aku berjalan pelan namun pasti memperhatikan
teman – teman yang begitu ceria nya entah mereka ceria karena kaya atau memang
sifatnya ceria aku pun melihat ada sebagian anak yang merenung ia memelilih
untuk diam dan tidak ikut bermain bersama teman – temannya. Aku coba untuk
mendekatinya dan aku Tanya siapa namanya dia laki – laki dan aku sama sekali
belum pernah melihatnya di sekolah ini
“hai…”
sapaku kepadanya
“eeummm”
kepalanya bergerak seakan mendandakan jawaban YA
“kenapa?”
jawabku penasaran
“-----“
diam tak menjawab
“hey
kamu anak baru ya?”
“iyaa
..” jawabnya singkat
“oh
pantas saja aku tak pernah melihatmu, sebelumnya kamu sekolah dimana?”
“------“
anak laki – laki itu tetap diam sementara aku belum mengetahui namanya , namun
aku tetap tidak menyerah ku Tanya lagi dan terus kutanya
“kenalin
nama aku fitri…” jawabku sembari melontarkan tangan kanan ku kepadanya
“aku
arif…” dan menjabat tanganku
Kini
aku dan arif sudah menjadi teman namun aku dan arif berbeda kelas aku kelas A
dan arif kelas B aku tak menyangka aku sudah menaklukan seseorang yang pendiam
seperti arif seiring berjalannya waktu aku yakin arif akan mulai terbuka dengan
keadaan disekitar dan tidak menjadi penutup seperti itu lagi. “Dan aku yakin keceriaan ku bisa menular
kepadanya hehehehe” jawab fitri yang mulai berkhayal tentang arif
TENGNONG
suara bel berbunyi kencang menadakan akan dimulainya pelajaran dan hayalan ku
pun seketika lebur akan bunyi bel itu.
“udah
masuk ya? Aduh” jawab ku berlalu pergi meninggalkan arif sendiri
GEDEBUUUGG
, fitri jatoh ketika akan berlari menuju kelas. Arif yang memperhatian ternyata
diam – diam tertawa geli melihat tingkah fitri yang petakilan. Baru saja
mendapat teman baru sudah membuat malu diri sendiri saja. Fitri masuk kekelas
dan arif pun ikut masuk kekelas namun kelas yang berbeda.
MELIHAT
IBU YANG MENJADI BURUH
Sesampainya
dirumah fitri ingin sekali bercerita kepada ibu kalau ia mendapatkan teman baru
disekolahnya dan betapa anehnya teman barunya itu.
“asalamualaikuuuummmm… ibuuu… buuu”
teriak ku seraya memanggil ibu
Aku
masuk namun ibu tetap saja belum menjawab salamku dimana dia? Aku menuju kamar
madni karena ku dengar ada seuara air menyala juga sikat seperti seseorang yang
sedang mencuci pakaian.
“buu..??”
panggil ku kepada ibu yang sedang mencuci banayk sekali pakaian kotor
“eh kamu udah pulang kok gak salam
dulu?” kata ibu sembari mengelap air yang berada diwajanya
kulihat mata nya mulai sayu apa mungkin ibu
kelelahan bajunya yang basah dan pakaaian yang begitu banyak .. pakaian siapa
aja itu ?
“sudah
tadi bu .. aku berteriak cukup keras namun ibu tidak menjawab kufikir tidak ada
orang dirumah tapi ku dengar ada usara air menyala dan itu ? pakaian siapa saja
bu? Banyak sekali? Kenapa ibu yang mencuci?” jawabku heran
Ibu
mendekatiku ibu memeluku amat erat dan erat ibu mulai tak bisa menhan
tangisnnya dihadapanku, akupun heran aku tak mengerti mengapa ibu menangis? Dan
ibupun menjelasakan
“naakkk.. ibu ini mencoba menjadi
buruh cuci, memcuci pakaian kotor dari para tetangga dan dibayar seiklasnya”
“tapi untuk apa bu?”
aku mulai tak bisa menahan air mataku
“ini semua untuk kamu .. ibu akan
sekuat tenaga mengumpulkan uang untuk kamu sekolah nak makanya kamu belajar
yang bener yah…” ibu kembali memeluk ku erat
Isak
tangisku makin pecah entah apa yang membuatku menangis aku tak bisa berhenbti
menangis aku .. akuu tak dapat berbuat banyak apa yang harus aku lakukan? Aku
hanya tak ingin ibuku menjadi pembatu aku kasian melihat perjuangannya untukku,
aku ingin berbuat sesuatu tapi apa yang aku bisa? Aku belum mampu untuk itu
semua lagi pula kalau ibu tau aku bekerja aku pasti akan dimarahi.
“bu .. apa ayah tau?”
tanyaku kepada ibu
“belumm nak… makanya ibu tak ingin
teralalu membebani ayah dengan ini ibu bisa membantu ayah dan meringankan biaya
sekolah kamu dengan ibu seperti ini”
Aku
sudah lupa jika aku ngin menceritakan bahwa aku mempunyai teman baru, aku lupa
kalau aku mendapatkan nilai 100 di sekolah saat pelajaarn mtk semua hal yang
baik yang aku ingin beritahu ibu tak sempat aku ceritakan. Aku lupa akan semua
itu aku sudah lupa.
Seketika
kepalaku pusing dan ibu menyuruhku untuk beristirahat dikamar aku menuruti kata
ibu dan aku mencoba untuk memejamkan mata ku. Namun tak bisa aku terus saja
kefikiran ibu yang memilih menjadi tukang cuci untuk menghidupi keluarga dan
juga demi aku. Disatu sisi aku berusaha dan aku bertekat kelak aku akan menjadi
orang yang sukses dan membahagiakan ibu dan ayah dan cita – citaku untuk bia
masuk ke SMP SMA bahkan mungkin
perguruan tinggi negri. Aku mengerti kelebihanku aku yakin di setiap kekurangan
ekonomi keluarga ku aku memiliki kelebihan yang Tuhan beri padaku. Semasa kecil
aku amat rajin belajar aku juga selalu menjadi peringkat pertama di kelas ku.
Walaupun ketidakmampuannya orangtuaku aku bangga bisa menjadi anak yang lebih
dari teman – teman ku aku tidaklah malu akan hal itu. Aku justru bangga dan
selalu bersyukur kepada yang maha esa. Semoga apa yang aku cita-citakan ini
terkabul walau kekurangan aku akan berusaha bagaimana pun caranya.
ARIF
DAN FITRI
Hari demi hari aku dan arif
sangatlah dekat hingga semua anak – anak heran akan kedekatan ku dangan arif.
Arif terlahir dari keluarga yang cukup
berada ayahnya seorang polisi dengan berpangkatkan jendral ibunya
lulusan Sarjana dan memiliki gelar Doctor. Betapa bahagiannya kehidupan arif ia
memiliki segalanya dibandingkan aku. tapi ada satu yang tidak dimiliki arif
yaitu kebersamaan dengan sang keluarga beda dengan ku walau kami keluarga kecil
aku bersama ayah dan ibu selalu bahagia walau kami hanya makan sepiring nasi
putih untuk bertiga namun arif ia selalu sendiri ia selalu ditemani oleh supir
dan pembantunya dirumahnya jadilah mungkin arif pendiam dan tak ingin bergaul
seperti anak – anak lain. Kemudian aku datang dan akan merubah arif yang
pendiam menjadi ceria sepertiku hehe.
“ heyyy… “ jawab
ku kepada arif
“eh kamu fit..” katanya
“ikut aku yuk…”
kataku mengajak
“gamau ah..”
tolak arif
“kenapa sih ? udah ayo ikuutttt”
paksaku dan menggandeng tangannya dan ia pun menuruti ku
“mau kemana sih? Mau ngapain kesini
? inikan pohon mangga” kata arif heran
“iyaaa ayo kita manjat eheheh aku
mau ngambil mangga yang ono nohh” kata ku menujuk mangga
itu
“yaampun kamu kan cewe petakilan
banget sih” kata arif
“udah gapapa, nih ya liat aku naik
duluan .. tuh gapapa kan.. ayooo naik kamu !! ”
kata ku teriak pada arif
Tak
lama ia menuruti dan ikut memanjat selangkah demi langkah aku tertawa geli
melihat arif yang kaku karena belum pernah sama sekali memanjat pohon
“hahaha” aku
tertawa geli
“kenapa kamu tertawa?”
Tanya arif heran
“kamu lucu .. kamu takut ya?
Hahaha” Tanya ku
“nnngg nngg nggak Cuma aku belum
sama sekali pernah manjat pohon, baru kali ini aku manjat”
Aku
menganggukan kepala seakan mengerti dan aku tak berheti tertawa , kami memanjat
pohon yang berada dekat dengan sekolah tepatnya di belakang sekolah. Tak ada
yang pernah tau kalo ditempat ini ada pohon mangga hanya aku yang sering kemari
untuk memanjat dan menghabisakan waktu diatas pohon dan kini aku mempunyai
teman yang aku bisa ajak bercanda yaitu Arif. Latar belakang ku dan arif memang
lah berbeda tapi aku yakin kami berdua bisa menjadi sahabat yang saling mengisi
kebahagian satu sama lain.
Lama
menghabiskan waktu diatas pohon arif pun mengajak turun karena takut kalau
kelas sudah masuk. Akupun menuruti dan aku mulai turun duluan ketika aku
mencoba menjejaki ranting di sebelah kiri aku tak menyangka jika rok yang
kupakai tersangut batang pohon mangga yang bercabang
SSSSRRRRTTTT
terdengar
suara robekan kain, ya itu kain rok yang kupakai kain yang ku kenakan pendek selutut
namun aku memakai dobelan celana olahraga karena memang hari ini ada pelajaran
olahraga celana olahraga ku tepat se lutut. Aku malu akan arif rok ku sobek
tepat di garis belakang untung saja aku memakai celana tambahan haha
“yaaah sobeeeek aduuhh…”
kataku malu dan menutuoi sobekan itu
“wahahaha”
arif seketika tertawa lepas , “arif
tertawa? baru kali ini aku melihat arif
tertawa begitu lepas segitu senangnya melihat kederitaan ku dia huuhh” kata
ku dalam hati
“resee ngapain kamu ketawa.. buruan
turun” kata ku seakan marah padanya
Aku
lihat arif mulai menuruni sertiap langkah batang pohon mangga dan ia berkata
“kamu itu lucu haha baru kali ini
aku berteman sama cewe model kamu hehe” kata arif
“Apaahh? Aku dibilang lucu kamu
seneng kan ngeliat penderitaan orang lain .. dasar kamu bisanya tertawa diatas
penderitaan orang huuh” kataku pura – pura marah dan
berlalu pergi dan memasabodokan rok ku yang robek dilihat oleh arif, aku pake
celana olahraga ini.
AYAH
TAHU
“kenapa sih kamu pake jadi buruh
cuci segala ?”
“aku hanya ingin mencukupi kebutuhan
keluarga kita mas…”
“tapi kan masih ada aku.. aku masih
bisa member kalian makan dan menyekolahkan fitri”
Kudengar
suara pertengkaran ayah dan ibu aku mendengar dari balik pintu aku sengaja
menguping pembicaraan mereka. Tiba- tiba air mata ku menetes seraya aku
kehilangan sesuatu , aku kehilangan kebahgiaan ku memang tak selamanya aku
tertawa bersama mereka terkadang merek pun bertengkar akan hal spele
“ya Tuhan … apa yang harus aku
lakukan ?” aku terus bertanya pada diriku apa ini semua salah
ku?
Pagi ini ayah berada dirumah dan aku
berusaha tersenyum seakan tidak mengetahui apa yang telahterjadi kepada kedua
orang tuaku semalam. Aku izin untuk pamit berangkat kesekolah kali ini aku
sedang tidak ingin sarapan aku beralasan bahwa aku sedang berpuasa.
“ayah ibu fitri jalan sekolah dulu
ya…”
“kamu gak sarapan dulu”
kata ayah menyodorkan piring berisikan nasi dan lauk telur ceplok
“tidak yah aku sedang berpuasa” tuturku
halus
“ohh.. yaudah”
kata ayah menaruh piring kembali
“tapi kamu kan gak saur?”
kata ibu yang sedang membawa segelas the untuk ayah
“iya
bu tidak apa – apa aku kuat hehehe” kata ku tetawa
“ah kamu sok kuat hehe , yaudah
hati – hati dijalan ya perhatikan guru jika sedang menerangkan”
nasehat ibu yang tak pernah berubah seraya mendoakan ku
“iya buu.. asalamualaikum”ku
cium lembut satu persatu tangan ayah dan ibu , dan kurasa agak sedikit
kekasaran ditangan mereka maklum saja merek keras untuk membiayai keluarga dan
saling mencukupin.
“waalikum salam”
kata ayah ibu berbarengan
Aku
mulai hidup prihatin sejak kecil aku mengerti keadaan keluarga ku maka dari itu
aku tidak pernah menutut sesuatu kepada mereka seperti anak – anak lain.
DISEKOLAH
SAKIT
Aku jadi tidak konsentrasi belajar ,
perutku sangatlah lapar aku keringetan dan entah mengapa kepalaku pusing sekali
aku tidak bisa konsentrasi apa yang guru terangi, aku tak bisa menangkapnya
kenapa aku hari ini. Apa karna aku tidak sarapan pagi ternyata aku tidak sekuat
perkataan ku aku lemah ibu benar aku tidak kuat aku hanya sok kuat dihadapan
mereka dan baru berasa sekarang. “aduuuh yaTuhan” kataku dalam hati
“eh
fitri muka kamu pucet” kata fira teman sebelahku
“masa
fir?”
“iya
.. aku ambilkan obat ya di UKS” tawarnya kepadaku
“gausah
fir.. aku puasa” kataku menjelaskan
“ya
ampun kamu puasa? Ngapai?” katanya heran
“Aku
memamang terbiasa puasa seni dan kamis dan entah kenapa puasa ku kali ini
seperti ini.. aku pusing sekali aku hanya butuh istirahat”
“ohhh…
yaudah deh kamu istrirahat aja tapi tunggu pelajarn bu mela 10 menit lagi
selesai ko”
“iya
fir .. makasih ya kamu udah perhatiin aku” kataku kepada fira
“iya
sama – sama”
BEL
ISTIRAHAT
Biasanya arif dan fitri bertemu dan
menunggu di bangku ini bangku yang sudah rapuh dan tua dimakan usia. Namun kali
ini arif tidak melihat anak perempuan yang petakilan itu
“dia
kemana? Dari pagi aku belum bertemu dengannya?”
“Eh..
itu dia .. mau kemana ya ? ikutin ah”
Dilihatnya
fitri yang berjalan menuju kamar mandi arif lebih memilih utnuk menunggu
didepan hingga fitri keluar. Tak lama fitri keluar dan arif pun
DOOORRR
“eh kamu rif..”
kataku pelan dan menyipitkan mata
“kamu kenapa fit?” Tanya arif kepadaku
“aku … aku gapapa”
kata ku
“bohong .. kamu gak seperti biasa ,
kamu sakit?”
“ya sedikit.. arif kita ke bawah
pohon mangga yuk” ajakku sambil memijat kepalaku yang
pusing
“tapi kan kamu lagi sakit?”
Tanya nya khawatir
“iya aku hanya bosan dikelas kali
ini kita nggak usah manjat dulu ya heheh” tawa ku pelan
“ya emang gak usah , kamu fit sakit
masih aja sempet ngelucu hehe”
“riff aku mau cerita .. aku bingung
mau cerita kesiapa rif”
“ya cerita aja fit kita kan temen”
jawab arif “temen fit tapi kamu temen
special buat ku, kelak dewasa nanti kamu akan aku miliki” hati arif bicara
dan menjadi senyum tidak jelas
“kamu harus tau rif.. aku bukanlah
orang kaya seperti kamu yang punya banyak uang dan harta yang melimpah aku
hanya anak seorang tukang buruh cuci ibuku hanyalah tukang cuci ayah ku buruh
serabutan yang tidak memiliki gaji tetap, semalam ibu dan ayah ku terlibat
pertengkaran aku sedih rif .. mengapa semua ini terjadi pada ku aku masih
merasa kurang dengan apa yang aku miliki dengan kecerdasanku ini dan lain –
lain jika kedua orang tua ku saja masih bertengkar akan hal kecil, apa kamu gak
malu rif berteman denganku ?” aku tak dapat menahan
isak tangis ku dihadapan arif .. aku lelah akan ini dan yang aku bisa lakukan
kini hanyalah menangis entahlah aku dikata cengeng oleh arif aku tidak perduli
saat ini aku butuh teman untuk berbagi dan memberiku semangat.
Arif
yang mendengar cerita fitri merasa iba dan arif pun kembali berfikir betapa
beruntungnya ia memiliki seorang ayah berpangkatkan jendral dan ibu dengan
title doctor.
“aku malu punya temen kaya kamu??
Malahan aku bersyukur di pertemukan temen seperti kamu fit.. aku gak perduli
status kamu status keluarga kamu dari golongan orang kaya ataupun miskin, soal
keluarga biarkan mereka orang dewasa yang menyelesaikan.. dan kamu kamu harus
focus sama pelajaran disekolah dan cita – cita kamu”
Arif memberi support
Dan
betapa kagetnya aku ketika arif mengaku tidaklah malu mempunyai teman seperti
ku
“sungguh ? kamu nggak malu punya
temen seperti aku?” jawabku dengan menyeka air mataku
“iyalah .. kenapa aku malu? Kamu
orang yang buat aku terbuka dan bisa beradaptasi di lingkungan sekolah terutama
sama kamu” katanya tersenyum kepada ku
“kamu tau nggak rif? Kelak aku
dewasa nanti setelah SD , SMP atau bahkan SMA aku ingin sekali masuk ke
perguruan tinggi negri aku ingin membawa nama baik kedua orang tua ku.. oh iya
kapan – kapan kamu aku kasih unjuk mendali – mendali dan sertifikat ku
mengikuti cerdas cermat tingkat SD hehe” kata ku kembali
tertawa dan menghapus air mataku
“AMIINN semoga cita – cita kamu
terkabul ya , aku sih masih belom tau mau jadi apa aku hehehe … wah boleh
banget kapan aku diajak kerumah kamu ?” serunya bersemangat
“hmm besok pulang sekolah gimana?
Mau?” kataku tersenyum lebar
Aku
sudah tak lagi merasakan sedih , kali ini sedih ku berkurang karena support
dari arif, dan aku lega bisa menceritakan semua kepadanya dan dia menerima ku
apa adanya sebagai temannya.
KEDATANGAN
ARIF KERUMAH
Kali
ini aku sengaja pulang lebih terakhir menunggu teman –teman yang lain pulang
terlebih dahulu. Karena aku ingin mengajak arif kerumah untuk melihat mendali
dan sertifikat yang kudapat dari cerdas cermat. Ya pihak sekolah selalu
mengirim aku dan beberapa teman lainnya untuk di lombakan di cerdas cermat
antar SD dari tingkat Daerah , Kota dan pernah juga antar Provinsi. Aku cukup
bangga akan diriku yang diberi kelebihan ilmu oleh Tuhan tanpa tuhan aku
tidaklah apa – apa dan juga orang tua ku yang cukup bangga kepada ku. Banyak
ibu – ibu yang memberi pujian pada ku terutama orang – orang yang dekat dengan
rumah ku.
Aku
masih menunggu arif yang keluar dari kelas dan tak lama aku melihat rambut yang
berwarna hitam pekat agak ikal dan juga manis menuurut ku
“kamu udah dari tadi nunggu aku?” Tanya
arif kepadaku
“gak lama kok hehe” kataku
nyengir
“oh yaudah ayo..”
arif bersemangat dan berlalu pergi
“heeemmm tunggu emang kamu tau
rumah aku? haha main jalan aja “ kata ku tertawa ngakak
“eh iya ya.. yaudah kamu duluan
silahkan nona cantik” arif menggombal
“ih arif udah bisa ngegombal haha
yang awalnya pendiem bagaikan batu sekarang jadi cerewet dan pinter gombal” seru
ku sambil berjalan di sampingya
“yah haha arif gitu loh”
SAMPAI
“ini rumah aku.. maaf ya kamu aku
bawa ke rumah yang kaya kandang kambing ini” kataku merunduk
sedih
“eeh ehh gak apa kok yang
terpenting adalah layak untuk ditiduri dan terhindar dari sengatan matahari dan
hujan” kata arif
mensupport ku kembali
Aku
melihat arif yang sedang berbicara seraya menasehatiku.. arif walaupun ia dari
kalangan orang yang berada namun ia tak malu untuk berteman sdengan orang
sepertiku. Aku beruntung mengenal arif dia anak yang baik dan juga tidaklah
sombong seperti anak lainnya. Kini aku berharap memilih teman yang tepat.
Arif
masih memperhatikan tiap sudut rumah fitri dan dilihatnnya seorang perempuan
dewasa tak lain adalah ibunya fitri yang sedang menjemur pakaian milik orang
lain di halaman belakangnya
Rumah
yang didirikan oleh batu bata merah namun dicampur dengan bata hitam dan putih
arif berfikir apa rumahnya terbuat dari puing – puing bangunan yang sudah tak
terpakai? Makanya banyak sekali batu – bati yang tidak sama rata dan bahkan
yang telah hancur pun dipergunakan untuk sebuah penyanggah. Arif hanya bisa
bertanya dalam hati karena tak ingin menyakiti hati fitri.
“asalamualaikum bu..”
“waalikumsalaam .. loh itu siapa?”
Tanya ibu pada ku
“oh ini bu anak baru di sekolah,
belum sempat aku bercerita pada ibu soal anak baru ini hehe maaf ya bu” kata
ku saat mencium tangannya yang basah
“ah tidak apa nak..”
“asalamualaikum bu”
kata arif
“walaikumsalam”
jawab ibu kembali
“namanya siapa?”
Tanya ibu
“oh aku arif bu.. hehe aku kesini
mau di perlihatkan mendali dan sertifikat oleh fitri”
jawab arif jujur
“yaampun tapi rumah nya seperti ini
apa nggak kotor buat kamu?” kata ibu merendah
“jangan begitu bu.. aku gak masalah
kok dengan keadaan seperti ini aku sudah biasa di kampong hehehe”
jawab arif berbohong , arif mana punya kampong dia asli orang Jakarta bahkan
rumahnya pun tingkat 3 dan bermobil
“alhamdulilah kalo begitu.. ibu
hanya tidak ingin teman – teman fitri menjelekan fitri karena keadaan seperti
ini” kata ibu sedih
“sudah lah bu.. arif ini orangnya
tidak seperti teman – teman ku yang lain .. dia baik kok bu ehehe yakan rif?” Tanya
ku kepada arif sembari meyakini ibu
“yaudah kalo begitu kamu ajak masuk
gih”
“iya bu”
“rif kamu tunggu sini ya aku mau
mengambil mendali ku hehe, oh iya kamu mau minum apa ? air putih atau the
hangat? Hanya minuman yang kami punya disitu maklum kami bukanlah….”
kataku belum sempat meneruskan arif menjawab
“ssssssssttt yaudah aku minta air
putih aja hehe.. yaudah katanya mau ngambil mendalinya” kata
arif menyuruh
“yaudah sebentar ya” aku
berlalu pergi dan segera kedapur mengambil air putih
Sementara
arif masih melihat mendali – mendali ku dan sertifikatku diapun berdecak kagum
padaku
“keren banget kamu fit…”
“ah biasa aja hehe” kataku malu
“aku belum pernah sama sekali
mendapat mendali seperti ini” katanya sedih
“ini berkat usaha .. kalo kamu
usaha kamu bisa kok , aku akan tetap berusaha saat aku SMP , SMA aku masih
ingin tetap usah mengumpulkan mendali rif hehe bahkan piala”kata
ku bersemangat
Arif
memandang fitri sejenak mungkin dia
tidak percaya akan fitri atau mungkin dia percaya ? diam – diam arif kagum akan
fitri walau ia gadis yang kekurangan ekonomi namun semangat nya tak pernah
putus dan ketika masalah datang dia tetap tersenyum “gadis yang hebat” seru arif dalam hati.
KEPIKIRAN
“fit
kenapa kamu bisa setegar itu ? sekuat itu dan mungki seceria itu? Aku kira kamu
manusia yang hidup tanpa beban namun aku salah justru beban kamu lebih berat
dari yang aku duga .. aku salut sama kamu fit, baru kali ini aku melihat gadis
seperti kamu” arif masih saja kepikiran akan fitri
“aiiishh
apa yang aku fikirkan ini sih … apa aku ?? nggak ini belom waktunya kelak
dewasa nanti aku akan memngungkapkannya tunggu dan lihat aku fit menjadi orang
yang sukses dalam karir dan juga sukses mendapatkan kamu” arif masih saja
berbicara sendiri dikamar.. arif bertekat menajdi lebih baik lagi lebih seperti
fitri yang pintar dan tegar dan bersyukur di setiap apa yang tuhan beri
kepadanya
Seiring
berjalannya waktu arif mulai berubah kedua orang tuanya pun heran akan
perubahan itu .. arif kini menjadi lebih baik dari sebelumnya ia sudah tak
manja lagi nilainya pun perlahan meningkat dan kedua orangtuanya bingung apa
yang mmbuat dia berubah kalau bukan karena ada yang ia taksir piker kedua orang
tua arif , namun keduanya tak melarang jika memang membawa pengaruh baik untuk
arif.
Justru
kedua orang tua arif ingin berterimakasih dengan orang yang membuat arif
seperti itu ia makin giat belajar karena ia tahu sebentar lagi mendekati UAN SD
dan hubungan pertemanan arif dengan fitri masih berjalan dengan baik sampai
saat ini.
Sampai
benar – benar kelulusan yang akan memisahkan mereka. Ketika UAN selesai dan
menegetahui Fitri lah yang mendapatkan nilai NEM paling tinggi kedua adalah
arif wow betapa terkejutnya kedua orang tua arif dan kedua orangtuanya pun
mulai bertanya kepada arif
“anak
papa kok bisa ya dapet peringkat kedua nilai nem nya” ledek papa kepada arif
“papa
ya aneh .. arif dapet nilai bagus dicurigain arif juga gak nyangka pah hehe”
tawa arif polos
“apa
ada yang kamu taksir ya disekolah ? hayoo ngaku” Tanya mama menyelidik
“gak
ada mah .. apaan sih mamah kan masih kecil gaboleh suka sukaan katanya” arif
mengelak
“aah
matanya gak bisa bohong tuhh” kata papa meledek lagi
“iyaaa
.. aku ngaku aku Cuma kagum sama 1 cewe disekolah mah namanya fitri .. dia itu
gadis yang sederhana dan beda jauh sama kita mah .. dia pinter dia lah orang
yang pertama jadi temen aku dan mengubah aku jadi seperti ini hehe, mama papa
tau sendiri kan aku pendiem dan apatis tapi sejak ada dia aku jadi bersemangat
belajar dan ya gatau mah pah aku juga bingung”
“ohh
fitri yang peringkat nem pertama ya?
Masa Cuma temen ya gapapa kalo temen mah .. berarti dia membawa hawa
positif buat kamu kan hehe” jawab mama dengan respon yang baik
“ya
mah alhamdulilah…”
6
TAHUN HILANG
SMPN
1 PILIHAN ORANG FAVORIT
Semenjak
lulus SD aku dan arif tak lagi bertemu .. aku belum sempat mengunjungi
rumahnya, sempat aku bertanya oleh bu guru namun alamat rumahnya sudah pindah.
Arif pindah ke semarang maklum bapaknya seorang jendral pasti selalu berpindah
tugas dan rumah.
Aku
melnjutkan study ku di SMPN 1 banyak yang berkata bahwa tak sembarangan anak
masuk SMPN 1 itu karena kepintaran mereka tak melihat status social yang
terpenting bagi pihak dan kepala sekolah SMPN 1 adalah anak didiknya yang
berotak pandai
Aku
melewati hari – hari ku seperti biasa menjadi diri sendiri dan disini aku lebih
dihargai mungkin karena umur ku yang sudah beranjak remaja dan mereka pun
saling mengerti. Tidak seperti aku SD dulu masih saling mengejek dan menghina.
APAKABAR
ARIF?
Setelah
lulus dari SDN01, kemudian SMPN 1 aku melanjutkan study ke SMA aku memilih
SMAN1 entah mengapa aku selalu mendapatkan angka 1 didalam hidupku .. mungkin
itu nomer keberuntunganku. Semakin beranjak remaja semakin banyak orang yang
memuji dan iri terhadap ku. Namun aku tak perduli apa kata mereka aku ingin
focus ketujuan ku yaitu PTN. Teringat akan PTN aku pernah berkata kepada
seseorang anak laki – laki yang menurutku baik dan sangat baik itu. Aku ingat
dia aku kembali mengingatnya itu adalah ARIF kini usia ku tepat 17 tahun aku
tidak tau kabar arif seperti apa. Dia melanjutkan study apa dan yang aku ingat
kata – katanya adalah
“ah
kalau aku belum tau mau jadi apa hehehe” aku tertawa geli akan hal itu dan aku
mengingat kejadian saat rok ku robek dihadapannya.
Rasanya
begitu lucu kalau mengingat hal itu aku masih saja berdiri melihat kearah
jendela kelasku didalam batinku
“APAKABAR
ARIF?”tanyaku tersenyum seperti orang gila
“SEPERTI
APA YA KAMU?”
“ah sudahlah… jika memang tuhan mengizinkan aku untuk bertemu dengannya pasti aku akan dipertemukannya kembali” kataku sambil menghela nafas panjang dan kembali menulis catatan di buku ku.
“ah sudahlah… jika memang tuhan mengizinkan aku untuk bertemu dengannya pasti aku akan dipertemukannya kembali” kataku sambil menghela nafas panjang dan kembali menulis catatan di buku ku.
Aku
melewatiu hari – hari di SMA jauh lebih berbeda saat aku di SD dan juga SMP bdi
SMA banyak orang yang terlibat CintaMonyet namun tidak untukku .. sunggu banyak
yang mendekati ku tapi tak satupun yang aku suka bukan karena mereka jelek
namun tak ada yang bisa seperti dia?? ..
aku masih berharap ARIF ada untukku sama seperti dulu masa – masa di SD namun
aku baru menyadarinya ketika kita sudah tak saling bertemu. Seperti saat ini
aku rindu sekali akan sifatnya yang mugkin diam seribu bahasa dan tak bicara
saat marah padaku. Rasanay waktu begitu cepat berlalu kini ibuku sudah tak bekerja
lagi menjadi tukang cuci karena kondisinya yang semakin melemah dan tubuh yang
sudah tak kuat seperti dulu.
Aku
bersekolah sembari berjualan pada malam hari aku membantu saudaru berjualan
pecel lele dan kali ini aku benar – benar mengerti arti dari hidup. Hidup itu
keras dan aku ikut merasakan apa yang orang tua kerakan dan perjuangkan demi
anaknya kini aku yang akan membalas jasa- jasa mereka.
SUCCES
TRIAL TEST
UAN
telah selesai dan aku ? aku mendapat peringkat pertama nem seperti aku di SD ,
di smp aku tak mendapatkan peringkat pertama nem aku kalah 2 angka di belakang
koma dengan teman ku Vikram ya dia semasa SMP siswa yang cukup berprestasi dan
tak mudah aku mengalahkannya hehe..
Kali
ini di SMA aku merebut itu kembali aku senang bukan main dan aku mencoba
mendaftar ke PTN yang aku pih yaitu UNIVERSITAS NEGRI SEMARANG semoga
pendaftaran ini tak menjadi sia – sia untuk ku.
I’M
HERE
“fit gimana hasil nem UAN kamu kali
ini? Haha apa kamu mendapat peringkat satu lagi? Aku pun mendapat peringkat 2
fit sama seperti aku SD dan berharap kamu peringkat 1 nya setelah lulus SMA aku
ingin melajutkan study ku di AKPOL SEMARANG fit.. karena ayahku yang menyuruhku
untuk melanjutkan bidangnya.” Batin arif bertanya
dan pandangan matanya kosong menatap langit yang biru.
“aku ingin banget masuk Perguruan
tinggi negri rif” kata – kata fitri yang masih saja
membayang difikirannya
“aku yakin kamu bisa … aku selalu
berdoa untuk kamu .. maaf aku belum bisa menyatakan cinta yang terpendam
didalam diriku tapi aku janji setelah aku lulus dari akademi aku akan mencarimu lagi semoga kamu
belum pindah dari rumah kamu yang dulu fit” tekat arif yang
ia tanam sedari SD
ALHAMDULILAH
“ibuu..
paakkk…” kataku teriak gembira
“kenapaa
nak?” jawab ibu tertatih – tartatih
“aku
.. akuu diterima di PERGURUAN TINGGI NEGRI SEMARANG bu… “ pelukku erat kepada
ibu
“alhamdulilah
nak… ibu ikut senang tapi bagaimana dengan biayanya nak?”
“ada
apa bu?” kata ayah yang baru pulang dari kerja
“yaaahh…..”
aku memeluk erat kedaunya aku peluk erat ayah dan ibuku , aku tak bisa lagi
menahan air matah kebahagiaanku ini
“yah
.. aku diterima di Perguruan Tinggi Negri Semarang, ayah dan ibu tak perlu
menghawatirkan biayanya karena aku mendapatkan full beasiswa dari sana dan aku
berkuliah tbebas tanpa biaya sepersen pun”
“YA
Tuhan terimakasih…., naak.. kamu membuat ayah dan ibu mu bangga terimakasih nak
maafkan kami yang belum bisa membuatmu bahagia”
suara ayah terdengar gemetar
ayah menangis perasaannya kali ini campur – campur senang karena anaknya yang membahagiakan
mereka dan sedih karena ia terlahir tak seperti keluarga yang lain yang apa pun
harus punya. Tapi fitri tidak karena fitri tau kondisi kedua orang tuanya.
“sudahlah
yah.. ayah dan ibu tak perlu memberiku apa – apa aku tak ingin apa apa dari kalian
, kalian sudah membesarkanku penuh dengan cinta pun aku sangat bahagia dan
kalian harus tau bahwa aku sangat bersyukur mempunyai keluarga seperti kalian ,
TERIMAKASIH AYAH IBU” kata ku merangkul erat keduanya isak tangis kami bertiga
pun pecah seketika.
RESMI
MAHASISWI
Kini
aku telah resmi menjadi mahasiswi disalah satu Universitas Negri di semarang ya
namanya adalah UNIVERSITAS NEGRI SEMARANG aku tak menyangka dapat berkuliah dan
menjdadi mahasiswi di universitas ini. Seketika aku ingat akan arif bagamana
dia? Itu yang aku pertanyakan dan diamana dia? , aku mulai menjalani hidupku di
semarang karena tak mungkin aku pulang pergi semarang – Jakarta aku memilih
untuk ngekost yang tak jauh dari kampus tercintaku aku mengabil jurusan Pendidikan
dan berjenjangkan Sarjana agak lama memang selama 4 tahun namun tak masalah
untukku demi mengejar gelar SARJANA PENDIDIKAN/S.pd
Kini
keluargaku semakin dipandang lebih tak lagi dipandang rendah oleh orang – orang
sekitar , sedikit demi sedikit aku bisa mengangkat derajat kedua orang tuaku.
Aku semakin dipandang hebat dan keren banyak sekali pujian yang terlontar di
mulut orang – orang kepada ku. Jika itu baik aku berucapkan terimakasih jika
itu buruk aku juga berucapkan terimakasih.
KEGIATAN
MAHASISWA
Aku
aktif di kegiatan kemahasiswaan seperti Pencita Alam , Paduan Suara dan mungkin
kegiatan ketentaraan memang sedikit aneh namun itu mngasyikan aku lebih suka
hal – hal tantangan. Minggu depan aku dan kelompok pencita alam akan mendaki
gunung merbabu di jawa tengah yaitu
Jogjakarta. Segala persiapan sudah aku lakukan mulai dari sekarang aku sangat
menikmati masa – masa ku menjadi anak kuliah disini.
PERASAAN
GELISAH
Arif
tak bisa terus seperti ini ia harus menemukan fitri dan mengungkapakan yang
sebenarnya, mengungkapakan isi hatinya dan meminta maaf karena saat pindah arif
tak memberitahunya. Mungkin saja fitri mencarnya, saat tiba libur di
AKPOLSEMARANG arif segera kejakarta dan mendatangi rumah fitiri beruntung
rumahnya masih disana ketika sesampainya disana
“alhamdulilah
rumahnya masih disini…” jawab arif dalam hati
Arif
mulai melangkah demi langkah sampai tepat pada pintu depan rumah dan
TOK
TOK TOK
“asalamualaiku
ibu….”
“walaikum
salaam.. sebentar ….” Kata wanita tua didalam yang berjalan menggunakan tongkat
, ya itu adalah ibunya fitri mengapa bisa begini? Ada apa dengan ibunda fitri ,
arif yang melihat langsung saja mencium tangan wanita tua itu
“ibu…..”
ibu terheran melihat kedatangan polisi kerumahnya
“ada
apa ya pak , bapak siapa mengapa ada polisi dirumah kami??”
“ibu
tidak mengenaliku? Aku arif bu teman fitri waktu SD” kata arif masih memegangi
tangan wanita itu
“astagfirullah
.. kamu Arif???” kata ibu terkaget
“iyaa
bu aku arif hehe , ibu kok bisa seperti ini kaki ibu kenapa?” Tanya arif yang
berpakaian ala polisi , arif memang sengaja memakai pakaian agar membuat
kejutan untuk fitri dan sang ibu
“maafkan
ibu nak arif.. , ayo masuk nak .. ibu pangling sekali akan kamu.. yang sudah
sukses menjadi polisi .. ibu fikir ibu ingin dibawa ke penjara hehe” canda ibu
“ibu
bisa aja.. hehe aku belum jadi apa – apa kok bu, ini semua berkat…..” arif
berhenti berbicara dan memilih tak melanjutkan cerita
“berkat
apa? Berkat usaha kamu kan dan orang tua mu yang jelas”
“iya
maksudnya itu bu hehe” arif tertawa lega
“oh
iya bu .. fitri mana?” Tanya arif yang kemudian duduk dibangku kayu
“kamu
belum tau ? fitri sekarang kost di semarang … dia kan masuk universitas negri
semarang nak arif.. uhuk uhuk..” jawab ibu seraya batuk akibat pernafasan yang
tidak lancar
DEG
SEMARANG ?
“ibuu..
ibuu gapapa?, ibu ada obat gak kedokter yuk saya antar” kata arif menawarkan
“ibu
tidak apa – apa nak , kemarin ibu sudah kedokter bersama suami ibu”
“oh
yasudah kalo begitu bu.. jadi si fitri di Unnes bu?, saya juga di semarang bu
Cuma pendidikan kepolisian disaana”
“wah
coba aja nak arif sekali – kali kamu iseng kesana” kata ibu menyuruh
Arif
masih diam tak menjawab pertanyaan ibu “perasaanku benar terhadapmu fit .. aku
yakin kamu bisa… Aku bangga sama kamu”
“naakkk…
nak arifff…” suara sang ibu membuyarkan lamunan arif
“oh
iya bu .. aku akan Cuma kesana nanti kalau aku ada waktu ya bu hehe, kalau
begitu saya pamit pulang ya bu.. salam untuk bapak, Asalammualaikum” pamitnya
dan mencium tangan
“waalaikum
salam”
PENANTIANKU TERJAWAB DI SEMARANG
Arif
sudah kembali lagi ke semarang bukan hanya untuk pendidikan namun arif ingin
sekali menjumpai fitri.. ia mencoba mengunjungi Universitas negri semarang tak
jauh dari pendidikannya kini.
“tau
kalo fitri di semarang juga udah dari dulu kali aku susul uhhhh” jawab arif
kesal
“ini
ya universitasnya? Besar juga ya? Tak salah pilih deh si fitri memang jodoh ya
kita fit padahal aku dulu belum kepikiran untuk menjadi apa dimasa depan nanti
dan aku juga gak tau kamu ternyata masuk universitas ini.”
Arif
mulai memasuki halaman universitas semarang , halaman yang cukup luas untunk
seorang diri di sudut kanan ia melihat ada anggota kemahasiswaan yang sedang
berlatih yaitu anggota pencita alam..
Entah
mengapa kaki arif menuju ke kegiatan mahasiswa itu dan seketika arif terpanah
melihat sosok seseorang cewe yang ahli sekali dalam manjat memanjat …
“itu
seperti ??” arif mulai menyipitkan mata
Arif
berjalan lebih dekat melihat keadaan nya dan mulai bertanya kepada seorang
ketua pencinta alam
“mass ini pada latihan mau mendaki
memangnya? Mau mendaki kegunung apa?”
“ah iya mas 2 hari lagi kami akan
pergi kepuncak merbabu di Jogjakarta keren kan mas hehe”
jawab ketua yang berwajah hitam manis turunan Jogjakarta “pantas saja dia bersemangat wong kampungnya” jawab arif
dalam hati
Tak
lama ada seorang wanita menghampiri ketua yang sedang berbicara kepada arif …
“kak…
tadi kaka gak liat aku manjat?” Tanya seorang wanita itu dan berwajah murung
“eh
maaf fit habis mas ini bertanya mau kegunung apa kita”
“FITT???”
arif melongo betapa cantiknya ia .. apa benar itu FITRI ? dia tak lebih
kelihatan feminism saat ini dengan menggunakan jilbab namun tetap saja suka
memanjat – manjat dan aku yakin kali ini ia benar FITRI tak salah lagi
“ah
yaudah lah ka aku mau kesana dulu ya” fitri pergi tanpa memperdulikan sosok
arif didepannya , fitri tidak tahu bahwa itu adalah arif
“mas..
cewe tadi itu namanya siapa ?” tanyaku pada mas jawa itu
“oh
dia fitri .. kenapa kamu suka? Hahaha dia itu pinter banget dia kuliah disini
mendapatkan beasiswa full”
“FULLL??”
“iya
haha , yaudah ya mas saya mau kesana dulu” kata ketua berlalu pergi
“fit
kamu benar – benar mebuatku jatuh hati semakin jatuh hati dari awal aku kenal kamu
di SD dan kamu gak berubah”
Arif
masih menunggu hingga kegiatan pencinta alam berahir dan arif mempunyai waktu
untuk bersama fitri
PUKUL
17:00
Anggota
serta ketua pencita akama pun bubar dan kegiatan telah berakhir kini saatnya
mereka untuk pulang juga dengan fitri
“Kenapa aku jadi keingat arif lagi
ya? Matanya orang tadi mirip sekali dengan arif ah tapi kan tidaklah mungkin
arif kesini”… batinku bertanya dan aku masih berjalan melwati halaman kampus
megah ini ketika aku keluar gerbang kampusku ada seseorng memanggil namaku
“FITRIII…”
aku berdiam diri ditengah jalan kutolehkan kepalaku mengarah ke sumber suara ,
kulihat ada seseorang berlari dan mengejarku dari kejauhan sosok itu semakin
dekat hingga ku tahu dia adalah orang yang tadi kulihat dihalaman bersama
ketua. Kenapa dia tau nama ku ? siapa dia?
“iyaaa
siapa ya?” tanyaku pada sosok itu
“haha
kamu tidak mengenaliku ? kau lupa saat rok mu robek akibat memanjat pohon
denganku ?” jawab laki – laki itu tertawa ngakak
“hei
hei hei tunggu aku tau … ARIFFF !!!!” tanyaku kaget sekaligus senang
“iyaaaaa
… hahaha fitri aku kangen banget sama kamu maaf ya gapernah kasih kabar setelah
kelulusan SD”
“ahahah
iya gapapa kok rif.. tapi aku sebeenrnyaa…” aku tak jadi melanjutkan kata –
kataku aku malu harus bagaimana mengungkapkannya bahwa aku juga kangen banget
sama kamu rif
“kamu
gak kangen sama aku fit?” Tanya nya kepada ku
“waaa??
A aaku .. aku kangen banget malah sama kamu rif” kata – kata it u keluar dari
mulut ku secara tidak sadar
“sungguh??”
“iya
hehe”
“jalan
– jalan yuk belum mala mini hehe”
“ya
ya boleh hehe, kamu tau gak ? aku masih gak percaya kamu disini.. kamu tau dari
mana aku berkuliah di sini?”
“aku
tau dari ibu kamu hehe.. aku kerumah kamu dan kamu gak ada kata ibu kamu , kamu
kuliah disini dengan beasiswa ya? Full lagi… Keren banget !!”
“kamu
kerumah aku? terus keadaan ibuku gimana? Ah iya alhamdulilah heheh”
“ya
gitu ibu kamu batuk aku pengen bawa kedokter dia udah berobat sama ayah kamu”
“kamu
baiknya gak ilang –ilang ya hehe , terus kamu sekarang sibuk apa? Study dimana
?”
“aku
masuk AKPOL SEMARANG “
“Sungguh???”
“iya
sungguh haha”
“wah
satu daerah kita hehe sudah lama tidak dipertemukan akhirnya kita ketemu lagi
rif..” jawabku riang
“iya
fit .. karena aku ingin menemukan cintaku yang telah lama kupendam”
“maksud
kamu?” aku menatap arif arif pun menatap ku dalam, jantungku berdegup amat
kencang padangan arif kepadaku semakin dalam dan aku melihat secerik sinar dari
bola matanya
“kamu
mau aku jelasin?”
“---------“
aku diam aku ragu untuk bilang ya atau tidak aku tak ingen menjadi wanita yang
kePDan
“kenapa
diem?” Tanya arif lagi
“ya
coba jelaskan hehehe” jawabku nyengir seperti nyegiran kuda
“ishhh
nyengirnya biasa aja dong silau tau hehehe” jawab arif meledek
“ARIIIIIIIFFF
!!!” kupukul bahunya yang kekar dan dia merintih kesakitan ketika aku memukul
yang ketiga kali arif memegang tanganku dan aku terdiam cukup lama akan hal itu
.. kulirik tangannya yang memegang tanganku erat
“fit..
aku mau serius..” kata arif padaku
“maksud
kamu…” aku semakin tak menegerti ditambah lagi jantungku berdrgup amat kencang
Kali
ini arif mengarahkan tangan ku bersama tangannya ke dadanya yang bidang
“rasakan
fit… coba rasakan apa yang aku rasa kekamu.. , aku mau serius menjalani
hubungan sama kamu .. kamu mau kan jadi pacarku? Mungkin kau fikir aku terlalu
terburu – buru tapi tidak untukku fit aku memendam perasaanku sudah lama sejak
kita masih SD"
“A..
a.. a.a.apa yang kamu bicarakan ? kamu ingin aku menjadi pacarmu…?” aku segera
melepaskan tanganku dari genggaman tangannya
“iya
ada apa fit? Kamu gamau jadi pacarku ?”
“kamu
bergurau ya? Hehee mana mungkin kamu orang berada seperti kamu suka dengan
gadis seperti aku ? gadis miskin yang tak punya apa – apa” kata ku mengalihkan
pandangan
“kamu
punya !! kamu punya daya tarik tersediri buat ku fit ..apa salah ketika orang
kaya jatuh cinta dengan gadis miskin? Gak ada yang salah fit karna CINTA tak
memandang status kamu dari keluarga apa kamu dan seperti apa kamu” arif
mengulang kata masa SD nya ketika fitri bertanya malukah arif berteman
dengannya.
Seketika
fitri teringat kata – kata itu dan kata itulah yang membuat fitri percaya pada
arif hingga saat ini
“fitri..
liat aku ! aku syang samakamu apa adanya kamu yang buat aku semangat dalam
setiap langkah hidup ini”
“rif…
sepertinya aku gak bisa ….”
Arif
lemas dia sudah pasrah ketika cintanya ditolak oleh gadis yang ia cintai…
“AKU
TAK BISA MENOLAK CINTA KAMU RIF”
Seketika
arif memeluk erat fitri entah dia tak perduli kalau mereka sedang berada di
warung tempat mereka makan
“waduh
waduh.. rif rif.. aku gabisa nafas aduhh” kataku teriak
“ehh
maaf ya fit heheh.. aku seneng banget … makasih ya fit” peluk ariif pelan
kepadaku
“I
love you fit” kata arif membisikan kata itu ditelingaku
“love
you too” kataku terharu dan meneteskan air mata
“Karena hanya aku yang mengerti kamu dan hanya kamu yang membuat aku menjadi seperti ini, ya selalu memikirkanmu walau jarak pernah memisahkan kita namun kali ini tak akan kubiarkan jarak itu merenggut kita berdua... aku sayang kamu fit....” dalam pelukan arif memejamkan matanya dan memeluk hangat fitri dengan kasih sayang...
“Karena hanya aku yang mengerti kamu dan hanya kamu yang membuat aku menjadi seperti ini, ya selalu memikirkanmu walau jarak pernah memisahkan kita namun kali ini tak akan kubiarkan jarak itu merenggut kita berdua... aku sayang kamu fit....” dalam pelukan arif memejamkan matanya dan memeluk hangat fitri dengan kasih sayang...
-
TAMAT -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar